IKM: Memandu Pembelajaran yang Fleksibel
Pemerintah pusat, melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), meluncurkan Kurikulum Merdeka sebagai jawaban atas kebutuhan pendidikan yang lebih fleksibel dan berorientasi pada perkembangan peserta didik. Pendekatan ini menawarkan kebebasan bagi satuan pendidikan untuk mengembangkan metode pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa, dengan fokus pada esensi pembelajaran dan pengembangan keterampilan berpikir kritis.
Baca Juga : Doa dapat melembutkan Hati
Salah satu pilar utama Kurikulum Merdeka adalah Platform Merdeka Mengajar, sebuah inovasi yang membantu guru dalam menyusun pembelajaran berbasis asesmen yang lebih akurat. Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai fasilitator yang membantu peserta didik menemukan potensinya.
TdBA: Pendidikan Berbasis Kesadaran Ekologis dan Kearifan Lokal
Sementara itu, di tingkat daerah, Kabupaten Purwakarta mengembangkan Tatanén di Balé Atikan (TdBA) sebagai pendekatan pendidikan berbasis semesta yang berakar pada kesadaran ekologis dan kearifan lokal. TdBA lebih dari sekadar program bercocok tanam di lingkungan sekolah. Ia adalah filosofi pendidikan yang mengajarkan peserta didik untuk memahami kehidupan, menjaga keseimbangan alam, dan membangun hubungan yang harmonis dengan lingkungan sekitar.
Di bawah bimbingan Kepala Dinas Pendidikan Purwakarta, Dr. H. Purwanto, M.Pd., TdBA diintegrasikan dengan Kurikulum Merdeka sehingga kedua kebijakan ini dapat berjalan selaras. Dengan pendekatan ini, sekolah bukan hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga ruang kehidupan yang membentuk karakter generasi masa depan.
Menyatukan IKM dan TdBA: Pendidikan yang Holistik dan Berkelanjutan
Harmonisasi antara IKM dan TdBA membawa paradigma baru dalam praksis pendidikan. IKM memberikan keleluasaan dalam pembelajaran, sementara TdBA menanamkan nilai-nilai kearifan lokal dan keberlanjutan. Keduanya saling melengkapi, menciptakan ekosistem pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada pencapaian akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter yang kuat dan kesadaran lingkungan yang tinggi.
Di tengah arus perubahan zaman, pendidikan di Purwakarta tidak hanya beradaptasi, tetapi juga menginspirasi. Dengan semangat kebersamaan, inovasi, dan kesadaran akan nilai-nilai luhur, pendidikan bukan lagi sekadar kewajiban, melainkan perjalanan penuh makna untuk mencetak generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berdaya dan berbudaya.***
0 Komentar